Grosir Batik Madura Murah & Berkwalitas!
CATATAN NASEHAT HARIAN
1. ILMU YAKIN…
Minggu lalu saya dapat rejeki, waktu pulang dari satu tempat saya melihat seorang simbah-simbah berkain jarik membawa tenggok bambu sedang berjalan di pinggir jalan aspal yang ramai, langsung motor saya pepetkan di depan simbah itu..
“Ajeng ten pundi mbah? Monggo sareng leh kulo..” Saya mengajak simbah itu untuk saya boncengkan.
“Inggih mas, matur nuwun..” Tanpa ragu simbah itu naik ke boncengan, siuuutt! PW.. Posisi wuenak!
Motor saya gas pelan, ternyata siang itu saya akan dapat ilmu baru..
Namanya mbah Muji, sehari-hari jualan toge di sebuah pasar di Jogja. Kalau pagi mbah Muji diantar oleh cucunya naik motor sejauh 6 kilometer, cucunya lanjut kerja sampai sore sehingga tidak bisa menjemput mbah Muji ke pasar. Bubaran pasar jam 11 siang, mbah Muji pulang dengan naik bis, turun di perempatan jalan besar, lalu harus berjalan kaki 3 kilo sampai ke rumah di siang hari yang panas itu..
Whottt! Jalan kaki pulangnya?
Begini terjemahannya dari bahasa Jawa,
“Simbah dulu naik sepada mas tiap ke pasar, cuman sudah 5 tahun ini simbah diantar, pulangnya ngebis, sudah nggak kuat naik sepeda pulang-pergi..”
“Lho bukannya kalau pulang juga jalannya jauh mbah, 3 kilo lho sampai dusun nya simbah..”
“Mboten mas, selama 5 tahun ini hanya 3-4 kali simbah jalan sampai rumah, selalu tiap hari ada saja yang memboncengkan simbah, gonti-ganti orangnya, simbah diantar sampai depan rumah.. Simbah juga gak kenal mereka, ada yang tentara, ada yang cah kuliah, bergantian mereka memboncengkan simbah, padahal simbah juga tidak mengenal mereka.. Simbah yakin saja, pasti Allah yang akan memilihkan dari ratusan orang yang lewat di jalan itu untuk mengantar simbah setiap hari.. Biar jadi pahala mereka semua, simbah tidak bisa membalasnya…”
Wow.. Ilmu yakin Mbah Muji ini mengalahkan teknologi gojek, yang harus pakai gadged untuk memanggil jemputannya.
Seperti siang ini, ilmu yakin mbah Muji yang menarik motor saya dapat giliran mendekat dan merapat di depan langkahnya..
Besok pasti ada orang lain yang akan merapat lagi, mengantarkan simbah untuk pulang ke rumah.. Yakin deh! Dengan perbandingan 5 tahun hanya sesekali jalan kaki, simbah membuktikan Allah hadir setiap hari..
Bagaimana dengan kita?
Ketika “ilmu yakin” belum nancep di dada, kita sering ragu ketika berhadapan dengan masalah, yang dicari selalu solusi, bukan Allah.. Padahal Allah lah pemilik segala solusi.
Jadinya Allah dilupakan, solusi malah gak datang-datang..
Ketika masalah-masalah tak kunjung selesai, kita bersandar pada manusia yang juga lemah, curhat kesana sini, malah seperti mengumbar aib sendiri..
Padahal pesan Allah sangat jelas,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُه
ُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”
[QS. Ath Tholaq: 2-3]
Hutang belum selesai, sabarrr.. Bersandar terus pada Allah biar dikasih jalan keluar..
Ibadahnya makin digenjot habis, habissss sehabis-habisnya!
Masalah-masalah seperti buntu, gak ada jalan keluar, sabarr.. Minta ke Allah langsung semua solusinya, yakin pasti ada jalannya..
Ilmu yakin, “Aku ini diciptakan oleh Zat Yang Maha Kaya, kenapa aku harus takut menjadi miskin..”
Simbah sudah sampai di depan rumah, saya pamitan langsung, sambil menyalaminya, simbah mengguyuri saya dengan doa-doa yang membuat saya merinding mendengarnya..
Jogja yang panas siang ini, entah jadi terasa sejuk tembus ke hati…
2. MISTERI SEBUAH ABSENSI
Seorang Guru yang masuk kelas setiap pagi mengabsen murid-muridnya
Yang barisan depan ini rajin semua.
Datang duluan sebelum bel berdentang, duduk rapi siap menerima ilmu dan pelajaran.
Dari 40 siswa di kelas itu, tentulah tak semuanya tertib.
Ada yang badung pastinya, datangnya sering telat, duduk seenaknya,
berisik selama pelajaran berlangsung, bahkan cium tangan Guru pun ogah-ogahan.
Sombong, merasa sudah hebat, Guru hanya dianggap formalitas pelengkap sekolah.
Sekolah pun hanya dianggap beban.
Ada beberapa murid yang selain rajin tepat waktu, juga sangat dekat dengan Guru itu.
Mereka suka hadir ke rumah Guru, sekedar untuk ngobrol, belajar tambahan,
sambil membawakan cemilan dan makanan untuknya.
Jika suatu saat Guru itu ditanya oleh Kepala Sekolah, siapa murid teladan di sekolah ini?
Pasti dia menjawab murid-muridnya yang rajin dan tertib belajarnya.
Guru itu dengan mudahnya memberi nilai baik dan pujian untuk mereka.
Jika ada tawaran beasiswa, tentu murid-murid teladan itu yang diajukan namanya.
Jika ada tawaran studi banding gratis, tentu pastilah nama-nama murid teladan itu juga yang diajukannya..
Sebaliknya, pada murid yang bandel, badung, suka telat, tidak respek padanya, Guru itupun bisa marah. Memberikan hukuman, dari mulai hardikan, jeweran, hingga pukulan ringan. Sang Guru yang sayang pada muridnya tidak mau membiarkan dia makin jatuh dalam kesalahan. Hukuman itu adalah untuk mengingatkan dia, agar mau berubah dan bisa berprestasi seperti murid lainnya.
Sudah diingatkan tapi tetap ngeyel, badung dan bandel, maka jangan harap mendapatkan pembelaan dari Gurunya. Siap-siap, seluruh angka di raport menjadi merah, k bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah.. Tinggal deh mewek sambil dadah dadah.
Kawanku, itu adalah sebuah analogi sederhana dari seorang Guru pada muridnya.
Bayangkan jika Allah SWT yang mengabsen kita, dan kita hanya cuek bebek saja.
Allah yang mengabsen?
Yesss!! Dialah Allah yang menciptakan kita, dan kelak pasti mematikan kita semua!!!
Yesss!! 5 kali dalam sehari, wajib hukumnya.
Wajib itu adalah: jika dikerjakan mendapatkan pahala, jika ditinggal mendapatkan dosa!
Adzan berkumandang, sejak subuh hari masih gelap, hingga siang menjelang, sore datang, malam menyapa.. Allah datang mengabsen hamba-hambaNya, seolah Dia berkata: “mana ini hamba-hambaKu, yang dulu hanya seonggok daging di perut ibu, Aku beri rejeki padanya hingga dia tumbuh, lahir, dewasa, apakah dia lupa?”
Berdirilah orang-orang yang konsisten absen datang tepat waktu di masjidNya. Allah kirimkan milyaran malaikat untuk mencatat dan merekamnya, juga memerintahkan malaikat-malaikat itu menjaga mereka.
Banyak kisah dari kawan-kawan saya,
Yang mengalami perubahan hidup setelah memperbaiki absen pada Tuhannya.
Adzan… Sholat!
Adzan… Sholat!
Adzan… Sholat!
Adzan… Sholat!
Adzan… Sholat!
bahkan ketika tidak adzan pun dia sholat, ketika matahari mulai bangkit sholat Dhuha dilakukannya,
ketika gelap malam sholat Tahajud dikerjakannya.
Seperti murid-murid teladan yang datang ke rumah Gurunya diluar pelajaran sekolah.
Mereka seperti berprinsip: “Kerja adalah selingan menunggu waktu Sholat!”
Bagaimana Allah tidak cinta pada mereka? Seluruh absensi terisi penuh dengan tertibnya, tinggal Allah membalasnya dengan kemudahan dan kelapangan hidup, ketenangan hati dan limpahan rejeki
O
Kawan saya usaha perkebunannya sukses sekali, sekali panen berton-ton buah itu dikirim ke berbagai negeri. Satu hal yang bikin saya iri, sering saya dapati sebelum adzan berbunyi mobilnya lebih dulu ada disamping masjid yang dia singgahi
Kawan saya yang lain memberikan testimoni,
ketika dulu sholat adalah hanya sisa-sisa dari waktunya,
hidupnya berantakan termasuk bisnisnya.
Ketika dia membiasakan sholat di awal waktu, berjamaah di masjid,
Allah seperti mengirim malaikat untuk mengawalnya.
Jadwal-jadwal pekerjaannya tersusun rapi, selesai tepat waktu, pembayaran juga tepat waktu.
Karyawan yang bermasalah makin berkurang, hutang pun akhirnya tiada.
Pekerjaan jauh di luar kota yang harusnya terjadwal melompat-lompat
Senen-Kamis-Sabtu, tiba-tiba dicancel oleh 3 kliennya.
Mereka meminta bertemu di hari Jumat-Sabtu saja.
Padahal ketiga kliennya tidak saling kenal,
tapi Allah yang mengaturkan waktunya hingga jadi ringkas dan efektif dikerjakan..
Wow! Kawan saya sampai sujud syukur mengalami kejadian-kejadian yang tak terduga.
Bagaimana dengan hamba yang badung, bandel, ngeyel, absen telat,
hobi membantah, pura-pura budek, cuek bebek, sok pede bahwa dia akan hidup selamanya..
Hehe.. Yakin Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang, kan itu janji Allah…
Tiap hari kita membacanya: Bismillahir Rahmanir Rahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wujud sayang Allah itu dengan “menjewer kita” agar kita kembali kepada Allah,
jadi hamba yang tertib lagi.
Ada yang dijewer langsung..
Ada yang di’istidroj’ dulu, dikasih harta kemewahan, kesenangan,
baru deh dijewer banter banget sampai nangis aduh biyung… aduh biyuuung…
Gampang kok ngenalin tanda-tanda kita dijewer Allah…
Usaha yang mulai bangkrut, ditipu orang, sering sial,
kecelakaan kok datang beruntun, sakit kok gak sembuh-sembuh,
hati yang selalu gelisah, pikiran yang selalu resah,
dapat rejeki banyak tapi hilangnya juga banyak,
anggota keluarga kita dapat musibah, kita yang terus-terusan susah,
rumah tangga kayak neraka… dan masih buanyaak lagi tanda-tandanya,
kalo kita mau cukup dialog dengan hati terdalam, nanti hati itu akan jujur membenarkan…
Itulah sinyal, ketika kita hanya mengejar dunia.. Rejekinya dapat, tapi keberkahannya sirna..
Usai proses dijewer itu terjadi, Allah bakalan ngabsen lagi.. Adzan akan terus berkumandang setiap hari.
Jelas banget ajakan Allah dalam panggilannya: Hayya ‘alal falaaaahhh.. Hayya ‘alal faalaaah..
“Mari menuju kemenangan! Mari menuju kemenangan!”
Kita diajak oleh Allah menjadi orang yang menang di kehidupan kita,
menang melawan hawa nafsu, menang melawan semua masalah yang menghimpit hidup kita…
Caranya? Ya absen tepat waktu.. Ketika Allah sudah memanggil, ayo kita datangi, sambut panggilannya.. Rengkuh kasih sayangnya, Jangan lagi ditunda-tunda.
Pesan itu jelasss banget kok:
“Jadikan SHOLAT dan sabar sebagai penolongmu..” (QS Al Baqarah : 153)
Kawanku, nanti subuh dan dhuhur pasti ada panggilan absen lagi,
mau ikutan mereka mendatangi atau terus acuh menghindari?
Kamu gak takut dijewer lagi??!!
3. Energi Rendah Hati yang Dahsyat
Tidaklah Allah menambah pada seorang hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seseorang rendah hati karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan orang tersebut
By Isruwanti Ummu Nashifa January 27, 2016
15 369

“ Orang yang baik adalah orang yang merasa dirinya belum baik “
Ketika iblis mengatakan ia lebih baik dari Nabi Adam ‘alaihis salam karena ia diciptakan dari api, sedangkan Nabi Adam dari tanah dan saat iblis diperintahkan Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, ia pun enggan dan sombong, maka ketahuilah, dua kesesatan inilah yang sering menghiasi hidup manusia, yakni karena memiliki berbagai kelebihan, lalu merasa dirinya superior diatas orang lain serta memandang remeh mereka.
Orang yang rendah hati atautawadhu’ akan menghindari sifat memandang rendah orang lain, justru ia akan memuliakan manusia dengan ucapan dan perbuatan yang diridhai Allah. Karena tawadhu’merupakan akhlak para Rasul dan para generasi Salafus Sholeh. Allah akan memuliakan dan mencintai orang yang rendah hati.
“ Tidaklah Allah menambah pada seorang hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seseorang rendah hati karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan orang tersebut”. (H.R. Muslim).
Efek Dahsyat Rendah Hati
Banyak orang menyangka rendah hati identik dengan menghinakan diri, padahal sehebat apapun manusia ia pasti pernah berbuat salah atau dosa. Mereka merasa amalannya banyak lantas memandang dirinya lebih baik daripada orang lain.
Padahal para anbiya’ dan salaf, mereka memiliki hati yang lebih bersih dibandingkan orang-orang setelahnya, tetapi karakter rendah hati tetap mendominasi kepribadian mereka. Padahal dari sisi ilmu agama, mereka ahli ibadah, dan akhlaknya –masya Allah– sangat santun dan simpatik. Meski demikian, rasa takut pada Allah dan adzab neraka senantiasa membayangi hidup mereka dan seakan-akan mereka belum beramal sholih secara maksimal.
Bakr bin ‘Abdillah berkata : “Apabila kamu melihat orang yang lebih tua daripada dirimu, maka katakanlah : “ Orang ini telah mendahului dengan iman dan amal shalih, sehingga dia lebih baik daripada aku”, apabila kamu melihat orang yang lebih muda daripada dirimu maka katakanlah, “Aku telah mendahului menuju perbuatan dosa dan maksiat sehingga dia lebih baik daripada aku”. (Shifatus – Shofwah : 3 / 248 ).
Alangkah bagusnya sikap rendah hati ini ! Kebalikannya adalah sombong, yang sering membuat manusia mengingkari kebesaran Allah, menolak kebenaran dan membanggakan dirinya dengan tujuan ‘ujub. Itulah karakter buruk yang sangat dilarang semua Rasul-Nya dan akan berakibat fatal yang justru merugikan hidup manusia di dunia dan akhirat.
Pribadi Yang Rendah Hati
Al’Aini rahimahullah mengungkapkan bahwa, “tawadlu’ adalah memperlihat kerendahanmartabatnya ( dihadapan orang ) lain”. (‘Umdatul Al-Qori’ 23 / 88, Fathul Al-Bari 11 / 241).
Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S. Asy-Syu’ara`: 215,
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.
Rasulullah shallallaahu’alaihiwasallam adalah teladan utama dalam sikap rendah hati. Betapa ketawadlu’an beliau ketika bergaul, berinteraksi dengan sahabatnya, tanpa pernah menghinanya. Jaminan surga kepada beliau tak menghalanginya untuk selalu memperbanyak do’a, sholat, puasa dan amal shalih lainnya. Beliau senantiasa memotivasi umatnya untuk terus memperbaiki hatinya, memperbanyak ilmu, meningkatkan kualitas iman dan amal shalih sampai meninggal dunia.
Syaikh Salim bin ‘Id Al-Hilali, dalamAt-Tawadhu’ fi Dhauil Qur`anil Karim was Sunnah Ash-Shohihah, hal. 28 mengatakan ungkapan yang sangat menarik bahwa substansi tawadlu’, ialah dengan menghargai orang lain.
Ketahuilah, wahai saudaraku yangtawadhu!
Orang berakal, ketika ia melihat orang lain yang lebih tua darinya, maka ia bersikap tawadhu’terhadapnya, sembari berkata: “Dia telah mendahului dalam Islam “. Bila ia menjumpai seorang yang lebih muda usianya darinya, ia pun bersikap tawadhu’ kepadanya sembari berbisik: “Aku telah mendahuluinya dalam berbuat dosa”.
Jika menyaksikan orang yang seusianya, ia menjadikannya sebagai saudara maka bagaimana mungkin ia sombong kepada saudaranya sendiri ?
Dia tidak menghina siapapun sebab, seorang hamba yang tawadhu’ tidak melihat dirinya memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan orang lain. Diapun melihat orang lain, tidak membutuhkannya dalam masalah agama atau dunia. Seseorang tidak meninggalkan tawadhu’ , kecuali saat kesombongan mencengkeram jiwanya, dan ia tidak arogan kepada orang lain kecuali saat ia takjub dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu, Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam menjelaskan bahwa sombong adalah menghina orang lain, sehingga dapatlah disimpulkan,tawadhu’ tercermin pada penghormatan kepada orang lain.
———–
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah
Murojaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Artikel www.muslimah.or
4. MEMPERBANYAK ISTIGHFAR
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هُمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Makna hadits:
– Barangsiapa yang senantiasa beristighfar: Barangsiapa yang senantiasa beristighfar dalam segala kondisi atau meminta ampunan Allah setiap kali melakukan kemaksiatan atau menghadapi musibah.
– niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya: Allah akan menghilangkan segala kesedihan dan kegalauan yang menyempitkan jiwanya, dan menggantikannya dengan kelapangan dada dan kebahagiaan.
– jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya: Allah akan memberikan solusi dan jalan keluar atas segala kesempitan dan problematika kehidupan yang sedang ia alami.
– dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka: Allah memberinya rizki dengan cara yang tidak pernah ia duga dan pikirkan sebelumnya.
Hadits di atas di perkuat oleh firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikannya untuknya jalan keluar dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa berserah diri kepada Allahs emata niscaya Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya. Dan Allah telah menetapkan ketentuan atas segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 2-3)
Makna hadits di atas juga ditegaskan oleh firman Allah melalui lisan nabi Hud ‘alaihis salam:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
Wahai kaumku, mintalah ampunan Rabb kalian kemudian bertaubatlah kalian kepada-Nya, niscaya Dia mengirimkan dari langit hujan yang deras kepada kalian dan menambahkan kekuatan atas kekuatan kalian, dan janganlah kalian berpaling dengan menjadi orang-orang yang banyak berbuat dosa.” (QS. Hud [11]: 52)
Juga firman Allah melalui lisan nabi Nuh ‘alaihis salam:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)
Maka aku katakan kepada kaumku: “Mintalah ampunan Rabb kalian karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan dari langit hujan yang deras kepada kalian, mengaruniakan kepada kalian limpahan harta dan anak-anak, menjadikan untuk kalian kebun-kebun dan menjadikan untuk kalian sungai-sungai.” (QS. Nuh [71]: 10-12)
Wallohu@’lam
5. 💦💧 BERDOA, Tak Ada Ruginya…
💢 Kita tentu sudah tahu bahwa orang yang berdoa kepada Allah, tidak akan pernah merugi sedikitpun, karena Nabi kita menjelaskan bahwa Allah menjanjikan salah satu dari 3 (tiga) hal bagi orang yang berdoa kepada-Nya.
Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahim (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal:
📤 [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya,
📤 [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan
📤 [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.”
[HR. Ahmad 3/18, Syaikh Syu’aib al-Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid]
💢 Saudaraku seiman..
Yang lebih membuat kita bahagia dan menghilangkan kegundahan dari dalam diri kita yang sering berdoa kepada-Nya namun seolah tidak berbuah apa-apa adalah bahwa setiap doa yang kita panjatkan itu bernilai IBADAH, yang mana Allah akan membalasnya dengan pahala. Semakin banyak kita berdoa kepada-Nya, maka akan semakin banyak pula pahala yang akan kita dapatkan dari-Nya. Siapakah yang tidak bahagia, ketika di akhirat kelak datang dengan membawa bekal pahala yang banyak.
Dari an-Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Do’a adalah ibadah.”
[HR. Abu Daud no. 1479, Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih].
Maka perbanyaklah berdoa, karena tidak akan pernah merugi orang yang berdoa kepada Allah Rabb semesta alam.
Wa billahit-taufiiq…
🌹🌻🌹🌻🌹🌻
📣 Abdul Basith, Lc
حفظه الله تعالى
6. ORANG BAIK BANYAK TEMAN, PENYERU KEBAIKAN BANYAK MUSUH
Untaian Hikmah nan Indah
ما الفرق بين الصالح والمصلح ؟
Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)..?
الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.
Orang Baik, melakukan kebaikan untuk dirinya.
Sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan utk dirinya dan orang lain..
الصالح تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .
Orang Baik, dicintai manusia..
Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia..
🗯 لماذا !!!؟؟؟؟
Koq gitu…?!?!
الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه لأنه صالح .
Rosululloh SAW sebelum diutus, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik..
ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.
Namun ketika Alloh ta’ala mengutusnya sebagai Penyeru Kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya; Tukang sihir, Pendusta, Gila..
🗯 ما السبب ؟
لأن المصلح يصطدم بصخرة
أهواء من يريد أن يصلح من فسادهم .
Apa sebabnya..?
Karena Penyeru Kebaikan ‘menyikat’ batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan..
ولذا أوصى لقمان ابنه بالصبر حين حثه على الإصلاح لأنه سيقابل بالعداوة.
Itulah sebabnya kenapa Luqman menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan..
( يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك )
Hai anakku tegakkan sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu..
قال أهل الفضل والعلم : مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين ،
Berkata ahli ilmu:
Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Alloh daripada ribuan orang baik…
لأن المصلح يحمي الله به أمة ،والصالح يكتفي بحماية نفسه .
Karena melalui penyeru Kebaikan itulah Alloh jaga umat ini..
Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri…
فقد قال الله عزَّ و جلَّ في محكم التنزيل :
Alloh SWT berfirman :
( وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُون َ).
“Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan satu negeri dengan zalim padahal penduduknya adalah penyeru kebaikan..”
ولم يقل صالحون …
Alloh tidak berfirman;
“…Orang Baik (Sholih)”
كونوا مصلحين ولا تكتفوا بأن تكونوا صالحين.
Maka jadilah PENYERU KEBAIKAN, jangan merasa puas hanya sebagai ORANG BAIK saja…
بارك الله لناو لكم جميعا
7. ✔ SYUKURI APA YANG ADA
Syaikh Ali Mustafa Thanthawi -rahimahullah-mengatakan:
Tak seorangpun di dunia ini melainkan pernah bertemu dengan orang yang kondisinya lebih baik atau lebih buruk dirinya.
Bila engkau miskin, pasti ada yang jauh lebih miskin darimu.
Bila engkau sakit, pasti ada yang sakitnya jauh lebih parah darimu.
Lalu mengapa engkau lebih sering mengarahkan kepala ke atas untuk memandang orang-orang yang kondisinya lebih baik darimu, ketimbang mengarahkannya ke bawah, agar engkau melihat orang yang kondisinya jauh lebih sulit darimu..?
Bila engkau tau bahwa ada orang yang bisa meraih harta dan kedudukan yang belum bisa kau raih. Padahal bila ditinjau dari aspek kecerdasan, pengetahuan serta kepribadian, levelnya jauh berada dibawahmu.
Mengapa engkau tidak mengingat bahwa ternyata ada orang yang levelnya berada di diatasmu atau semisal denganmu dalam hal kecerdasan dan pengetahuan namun dia tidak pernah bisa meraih sebagian dari apa yang sudah engkau raih…?
Falsafah rizki itu sangat sulit untuk dimengerti. Tengoklah kehidupan manusia.
Diantara mereka ada para penyelam yang Allah jadikan roti (kehidupannya) berserta segenap keluarga tersimpan jauh di dasar lautan. Mereka takkan bisa meraihnya hingga mereka mau menyelam ke dasar lautan yang dalam.
Ada juga para pilot yang Allah jadikan roti (kehidupannya) berada di atas awan, sehingga mereka tidak mungkin mendapatkannya hingga mereka mau terbang tinggi ke angkasa.
Ada juga yang roti (kehidupannya) tersembunyi di dalam bebatuan yang sangat keras, dimana mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan memecah batu-batu itu.
Ada pula orang-orang yang rezeki mereka berada di bawah gorong-gorong air yang kotor, atau di tempat-tempat penambangan yang dalam, dimana wajah mentari dan cahaya siang tak dapat dilihat.
Ada orang yang mendapatkan bagian rezekinya dengan tangan, kaki, lisan dan otaknya. Ada juga yang tidak bisa meraihnya kecuali den mempertaruhkan nyawa dan menghadapkan diri kepada kematian, seperti halnya para pemain sirkus yang selalu saja diburu kematian.
Kalau ia tidak mendapati rizkinya dengan cara jatuh bertumpuh di atas kepala, ia mendapatinya ketika berada di antara taring-taring singa atau di bawah kaki-kaki gajah.
Maka bersyukurlah kepada Allah, karena Dia telah menjadikan rezekimu berada di atas meja kerjamu. Kau bisa mendapatkannya sambil duduk di atas kursi.
Bersyukurlah karena Dia tidak menjadikan rezekimu berada di puncak-puncak gunung yang tinggi, atau di dasar lautan yang dalam, juga tidak harus berhadapan dengan singa maupun macan.
Beliau juga mengatakan:
Dengan gaji yang sedikit engkau bisa menjadi orang yang paling bahagia, asalkan engkau cerdas mengelola keuanganmu dan ridho terhadap pembagian Robb-mu.
(Syekh Ali Musthafa Thanthawi dalam risalah Ma’a An-Naas hal: 78-79)
📝 Oleh Ustadz Aan Candra Thalib حفظه الله تعالى
📚♨💞💛
8. NASEHAT IBNU MAS’UD (SAHABAT RASULULLAH)
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya ia pernah berkata suatu saat ketika sedang duduk :
إِنَّكُمْ فِي مَمَرِّ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ فِي آجَالٍ مَنْقُوصَةٍ ، وَأَعْمَالٍ مَحْفُوظَةٍ ، وَالْمَوْتُ يَأْتِي بَغْتَةً ، مَنْ زَرَعَ خَيْرًا فَيُوشِكُ أَنْ يَحْصُدَ رَغْبَةً ، وَمَنْ زَرَعَ شَرًّا فَيُوشِكُ أَنْ يَحْصُدَ نَدَامَةً ، لِكُلِّ زَارِعٍ مِثْلَ مَا زَرَعَ ، لا يَسْبِقُ بَطِيءٌ بِحَظِّهِ ، وَلا يُدْرِكُ حَرِيصٌ مَا لَمْ يُقَدَّرْ لَهُ ، فَمَنْ أُعْطِيَ خَيْرًا ، فَاللَّهُ أَعْطَاهُ ، وَمَنْ وُقِيَ شَرًّا فَاللَّهُ وَقَاهُ ، الْمُتَّقُونَ سَادَةٌ ، وَالْفُقَهَاءُ قَادَةٌ ، وَمُجَالَسَتُهُمْ زِيَادَةٌ .
“Sesungguhnya kalian berada di tengah perjalanan malam dan siang, dalam usia yang selalu berkurang, dalam amal-amal yang selalu dalam penjagaan (Allah). Sedangkan maut senantiasa datang dengan tiba-tiba.
Barangsiapa yang menanam kebaikan, niscaya ia akan menuai kebahagiaan. Dan barangsiapa yang menanam kejelekan, niscaya ia akan menuai penyesalan. Setiap orang yang menanam akan menuai hasil sebagaimana yang ia tanam.
Seorang yang lambat tidaklah mendahului (orang lain) dengan keberuntungannya. Begitu juga seorang yang tamak tidaklah mendapatkan apa-apa yang tidak ditetapkan baginya.
Barangsiapa yang diberikan kebaikan, maka Allah lah yang memberikan (kebaikan itu) kepadanya. Dan barangsiapa yang dijauhkan dari kejelekan, maka Allah lah yang menjauhkan (kejelekan ) itu darinya.
Orang-orang yang bertaqwa itu adalah orang-orang yang mulia, dan para fuqohaa (ahli fiqh) para pembimbing umat. Adapun duduk bermajelis dengan mereka semua adalah keutamaan” [Kitab Siyaru A’lamin-Nubalaa’, 1/497]
Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah Ta’ala. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.
= = = = = = = = = = = = =
⛵🚣✈🚁🚡💐
9. TIGA WASIAT NABI MUHAMMAD
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ ” [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
“Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadits di atas, terkandung 3 wasiat Nabi yang sangat penting, baik hubungan manusia kepada Allah maupun hubungan manusia ke sesama manusia.
1. Perintah Takwa dimana pun kita berada
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
Nabi tidak hanya memerintahkan takwa semata, namun bertakwa dimana pun kita berada, baik di tengah keramaian maupun di sunyi bersendirian. Inilah takwa yang sebenar benarnya, dan takwa yang paling berat.
Sebagaimana kata Imam Syafi’i rahimahullah
وقال الشافعي : أعزُّ الأشياء ثلاثة : الجودُ من قِلَّة ، والورعُ في خَلوة ، وكلمةُ الحقِّ عند من يُرجى ويُخاف
“Perkara yang paling berat itu ada 3, dermawan saat memiliki sedikit harta, meninggalkan hal yang haram saat sendirian dan mengatakan kebenaran saat berada di dekat orang yang diharapkan kebaikannya atau ditakuti kejahatannya” (Jami’ Ulum wa Hikam 2/18).
Ketika seorang. sendirian, menyepi tanpa ada yang mengetahui, maka hal itu akan mendorongnya untuk lebih mudah bermaksiat. Kecuali ia sadar betul bahwa Allah senantiasa mengawasinya, dan rasa takutnya menjadi lebih besar sehingga ia tidak berani melakukan kemaksiatan.
2. Segera lakukan amal shalih
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَ
Hadits di atas menjelaskan perintah untuk bersegera melakukan kebaikan tatkala terjerumus dalam keburukan. Tidak seperti anggapan sebagian orang, jika sudah terciprat, maka tercebur sekalian saja biar basah. Hal ini adalah anggapan yang sangat keliru. Bahkan hadits yang mulia ini menjelaskan perintah untuk segera bertaubat. Karena taubat adalah bagian dari amal shalih yang paling mulia dan harus disegerakan.
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31
Hadits di atas juga menerangkan bahwa perbuatan baik yang dilakukan, akan menghapuskan dosa. Tentunya dosa yang terhapus hanyalah dosa kecil, karena dosa besar hanya terhapus jika pelakunya benar-benar telah bertaubat.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضاَنُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
“Shalat 5 waktu, dari Jumat ke Jumat selanjutnya, serta Ramadhan ke Ramadhan adalah sebagai penghapus dosa di antara waktu itu, selama menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim No. 233).
Sehingga jelaslah bahwa yang dihapus hanyalah dosa kecil saja. Oleh karena itu, ketika seorang muslim terjerumus dalam dosa dan maksiat, maka wajib baginya untuk segera bertaubat dan melakukan amal shalih.
3. Akhlak Mulia kepada manusia
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Oleh karena itu, Rasulullah mengkaitkan antara akhlak dengan iman yang sempurna. Dimana Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).
Wallahul Muwaffiq.
Wallohu@’lam
10. 🍁TADZKHIRAH – PERINGATAN 🍁
Tiga fase kehidupan :
1. Masa muda : Kita memiliki WAKTU dan TENAGA namun tidak memiliki HARTA .
2. Masa bekerja : Kita memiliki HARTA dan TENAGA namun tak memiliki WAKTU .
3. Masa tua : Kita memiliki WAKTU dan HARTA namun tak memiliki TENAGA .
Begitulah hidup, ketika Allah memberi kita sesuatu, maka Allah mengambil sesuatu yang lain dari diri kita .
Terkadang kita merasa bahwa kehidupan orang lain jauh lebih baik daripada kehidupan kita .
Hal itu terjadi, karena kita kehilangan satu hal dalam hidup kita: “QANA’AH” (Menerima dengan IKHLAS dan berSYUKUR)
Kalau seandainya ada tempat yang menjual keBAHAGIAan, maka tempat itu adalah MASJID.
Jika kita ingin tahu bagaimana posisi kita disisi Allah, maka lihatlah bagaimana posisi Allah dihati kita.
Sebuah hikmah yang menakjubkan:
Kalaulah KEJANTANAN itu karena suara yang tinggi, maka ANJINGlah yang berhak menjadi makhluk paling JANTAN.
Dan kalaulah kewanitaan itu karena buka-bukaan, maka KERA lah yang menjadi makhluk WANITA paling banyak di muka bumi.
Sebelum kita mengangkat pandangan dan menuntut kepada Allah apa yang tidak kita miliki, turunkan dulu pandangan itu untuk melihat apa yang kita punyai .
Lengkapilah kuburanmu dengan perabotan terindah, dia adalah; SHOLAT , SEDEKAH , AL QUR’AN, dan mencintai KEBAIKAN bagi orang lain.
Tatkala kita dilahirkan, kita tidak tahu siapa yang bahagia dan menyebarkan kabar gembira akan kelahiran kita , dan tatkala kita meninggal, kita juga tidak tahu siapa yang sedih dan menyebarkan berita duka akan kepergian kita .
Tatkala dilahirkan, kain menutupi seluruh tubuh kita , dan tatkala kita mati, kain kafan yang akan menutupi seluruh tubuh kita .
Tatkala kita dilahirkan kemudian tumbuh besar, kita ditanya oleh manusia akan gelar dan kemampuan kita.
Tatkala kita mati, kita ditanya oleh malaikat akan amal sholeh kita.
()()()_()()()
9 . MUSLIM MENCINTAI SEMUA DAN TIDAK MEMBENCI SIAPAPUN…
Untuk Apa Kita Ngaji?
(Beberapa catatan penuh faidah dari ceramah Ustadz Dr. Syafiq Basalamah hafizhahullah)
Dalam syariat Islam, Ilmu memiliki kedudukan yang tinggi dan agung. Bahkan wahyu yang pertama kali turun adalah ‘Iqra’ yaitu bacalah!. Membaca adalah salah satu sarana mendapatkan ilmu. Wahyu pertama kali turun di Gua Hira. Waktu itu belum ada pondok pesantren, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, dan semisalnya. Namun wahyu itu turun memerintahkan untuk membaca sebagai pertanda bahwa kita ini ummatul Iqra ummat yang menuntut ilmu. Bahkan disebutkan dua kali perintah *Iqra*dalam wahyu yang pertama kali turun tersebut.
Dikisahkan ada seseorang yang berkata kepada penuntut ilmu, “Mas, kami ini memang memiliki ilmu yang sedikit. Tapi alhamdulillah amalnya banyak!” Sebenarnya orang itu ingin mengatakan kepada penuntut ilmu tersebut, “Anda adalah orang yang banyak ilmu namun jarang beramal!” Maka selayaknya kita mengoreksi diri kita sendiri dan bertanya, “Untuk apa kita ngaji?
Ilmu itu bukan tujuan namun ilmu itu sarana untuk mencapai tujuan yaitu amal.
✅Ilmu dicari bukan hanya untuk menambah wawasan atau hanya dijadikan bahan untuk dijadikan debat.
✅Ilmu itu lentera yang akan kita gunakan sebagai penerang perjalanan menuju akherat.
✅Ilmu yang menjadi menjadi lentera penerang di akherat adalah ilmu yang dipraktekkan atau diamalkan di dunia.
Abu Qatadah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik yang ditinggalkan oleh seseorang ketika wafat itu ada tiga perkara:
1. Anak yang mendoakannya
2. Sedekah jariyah
3. Ilmu yang diamalkan setelah dia meninggal. (Ilmu yang diajarkan kepada orang lain, kemudian diamalkan oleh orang-orang) HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullah.
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengajarkan ilmu, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang mengamalkan dan tidak mengurangi pahala dari orang yang mengamalkan tersebut” HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullah.
Hendaknya kita garisbawahi kata amal. Karena tujuan ilmu itu amal bukan sekedar paham.
💡Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Andaikata ilmu itu bermanfaat tanpa diamalkan maka Allah tidak akan mencela pendeta-pendeta ahlul kitab. Andaikata amal itu bermanfaat tanpa keikhlasan maka Allah tak akan mencela orang-orang munafik”. Orang-orang munafik di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sholat bersama beliau namun hanya ingin dilihat (riya) oleh manusia.
Imam Asy-Syathibi menukil beberapa perkataan ulama dalam Al-Muwaffaqat:
💡Ada orang yang bertanya ke Abu Darda dan beliau radhiyallahu balik bertanya ‘Apakah semua yang engkau tanyakan itu diamalkan?’ Orang tersebut menjawab, ‘Tidak’ Maka Abu Darda berkata “Apa yang akan engkau perbuat dengan bertambahnya hujjah atas dirimu!” Yakni maksudnya engkau bertambah ilmu namun amalmu tak bertambah”
💡Hasan Al-Bashri berkata, “Jika engkau ingin melihat (menilai) seseorang, lihatlah kepada amalnya. Adapun yang dikatakannya biarkanlah” Jika engkau lihat para Ustadz yang mereka berceramah dengan ilmu yang banyak maka bukan itu yang jadi ukuran, namun lihatlah apakah ilmu tersebut diamalkan oleh sang Ustadz. Amal itulah yang akan menilai apakah orang tersebut jujur atau bohong.
💡Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata , “Manusia itu jika berbicara maka pembicaraannya manis. Barangsiapa yang perkataannya sesuai dengan amalannya maka dialah orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang perkataannya tidak sesuai dengan amalannya maka sejatinya dia sedang melecehkan dirinya sendiri”
💡Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Belajar hadits itu tujuannya agar dapat bertakwa kepada Allah. Oleh karena itu ilmu agama lebih utama dari ilmu lainnya” Mengapa demikian? Karena dengan ilmu itu kita bisa mengenal Allah dan mendekatkan diri kepada Allah, mengetahui mana halal dan mana haram. Jika ilmu itu tidak diamalkan dan tidakmenambah takwa kepada Allah maka ilmu agama itu tidak ada bedanya dengan ilmu lainnya.
Al Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah sedang mengisyaratkan kepada sebuah ayat yang artinya, “Sesungguhnya hamba-hamba yang paling takut itu adalah mereka yang berilmu”
Setelah Al Imam Asy-Syathibi rahimahullah menukil perkataan perkataan tersebut beliau berkata, “Ini membuktikan bahwasanya menuntut ilmu ( ngaji) itu hanya sarana atau wasilah dan bukan tujuan utama.” Ilmu itu sarana atau perantara dari amal. Karena kita tidak bisa beramal tanpa ilmu.
Akhlak itu cerminan ilmu yang bermanfaat
Ilmu yang bermanfaat itu tercermin dari akhlak, karena akhlak itulah ilmu yang dipraktekkan. Akhlak itu memperberat timbangan kebaikan di akherat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menjadikan akhlak ini sebagai standar penilaian dalam memilih mantu. Hendaknya kita dalam memilih mantu itu jangan hanya dilihat dari hafalan Al Qur’an Dan Hadits. Namun lihat juga akhlaknya sebagai realisasi atau pengamalan ilmu dia. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang datang kepadamu yang baik agama dan akhlak nya untuk meminang putrimu maka nikahkanlah dia”
Jika kita ingin mengetahui karakter asli seseorang maka tanyalah orang paling dekatnya seperti supir atau pembantunya.
Nasehat kepada Da’i agar memiliki Akhlak baik
Kami pernah punya pengalaman menyedihkan di Madinah. Ada teman kami berhenti menuntut ilmu kepada seorang Syaikh gara-gara keburukan akhlak Syaikh tersebut. Waktu itu teman kami selesai kajian di Masjid berkunjung ke rumah Syaikh. Sampai rumahnya Syaikh berkata, “Mana binatang itu?” yang dimaksud binatang adalah supirnya. Sejak saat itu teman kami itu tidak mau ngaji dengan Syaikh tersebut. Mengapa? Karena akhlaknya yang buruk…
Subhanallah….
Ada seorang ibu yang ingin anaknya belajar ke seorang alim dan ibu itu berkata, “Belajarlah akhlaknya sebelum belajar ilmunya”
Karena akhlak itu adalah buah ilmu…
Ilmu itu menjadi barokah ketika diamalkan…
Hendaknya kita berupaya memperbaiki akhlak kita dan jangan kalah dengan tabiat kita
Kita upayakan Akhlak dengan diusahakan atau dilatih keberadaannya. Cara lain memperbaiki akhlak kita adalah mendengarkan musuh kita (!!!) Musuh kitalah yang paling waspada dengan kekurangan kita.
Nas alullah as salamah wa al ‘afiyah
📝Diringkas dengan pertolongan Allah dari ceramah Ustadz Dr. Syafiq Basalamah hafizhahullah berjudul Untuk apa kita Ngaji
10. Faidah..
Larangan Berpuasa Satu Hari Atau Dua Hari Sebelum Ramadhan
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata Rasulullah -shallallahu alahi wa sallam- berkata:
لا تقدموا رمضان بصوم يوم، ولا يومين إلا رجل كان يصوم صوما فليصمه
Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari kecuali seorang yang biasa berpuasa dengan puasa tertentu maka hendaklah dia berpuasa (HR. Bukhori 1914 dan Muslim 1082)
Beberapa Faidah Hadits:
– النهي عن تقدم شهر رمضان بصيام يوم أو يومين وظاهر النهي التحريم، وحمله كثير من العلماء على الكراهة، فمن حرمه نظر إلى النهي، ومن كرهه نظر إلى الاستثناء
Larangan mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari dan larangan di sini yang nampak adalah haram, walaupun kebanyakan ulama membawanya kepada makruh, ulama yang mengharamkannya melihat kepada jenis larangannya, dan yang memakruhkannya melihat kepada adanya pengecualian
Berkata imam An Nawawi -rahimahullah-:
فيه التصريح بالنهي عن استقبال رمضان بصوم يوم ويومين لمن لم يصادف عادة له، أو يصله بما قبله، فإن لم يصله ولا صادف عادة فهو حرام هذ هو الصحيح في مذهبنا لهذا الحديث
Di dalam hadits ini menjelaskan larangan mendahului ramadhan dengan berpuasa satu hari atau dua hari bagi orang yang tidak memiliki kebiasaan untuk berpuasa, atau dia melanjutkan dengan puasa yang sebelumnya, jika dia tidak melanjutkannya dan tdk memiliki kebiasaan untuk berpuasa, maka berpuasa pada hari itu hukumnya haram, inilah pendapat yang benar menurut madzhab kami berdasarkan hadits ini
– الرخصة في الصيام لمن صادف قبل رمضان له عادة صيام، كصيام يوم الخميس أو الإلثنين، وهذه الرخصة بإجماع العلماء
Keringanan berpuasa bagi orang yang memiliki kebiasaan berpuasa sebelum ramadhan, seperti puasa senin atau kamis, dan ini adalah keringanan menurut kesepakatan ulama
– أما إذا كان على الإنسان صوم واجب كقضاء رمضان أو نذر، فإن الصيام قبل رمضان ليس رخصة وإنما هو عزيمة فيجب عليه الصيام
Adapun orang yang mempunyai tanggungan puasa wajib seperti mengqodho puasa ramadhan atau nadzar, maka berpuasa sebelum ramadhan itu bukanlah keringanan, bahkan wajib bagi dia berpuasa
الإشارة إلى النهي عن التنطع وتجاوز الحدود بناء على أن العلة هي خوف أن يلحق هذا برمضان
Pada permasalaan ini terdapat isyarah larangan berlebih-lebihan dan melampaui batas, berdasarkan alasan dari larangan tersebut adalah khawatir kalau sudah masuk bulan ramadhan
📚 شرح صحيح مسلم ١٧٢/٣
📚 توضيح الأحكام ٥١٩/٢
📚 فتح ذي الجلال والإكرام ١٦٨/٣
✍ Abu Abdillah Rasydi
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
11. Nasihat Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan hafizhahullah Menjelang Ramadhan
السُّــــؤَالُ:
ما نصيحتكم للمسلمين بمناسبة اقتراب شهر رمضان؟
Pertanyaan:
Apa nasehat anda kepada kaum muslimin bertepatan dengan dekatnya menjelang bulan Ramadhan?
الجَـــــوَابُ:
”الواجب على المسلم يسأل الله أن يبلغه رمضان وأن يعينه على صيامه وقيامه، والعمل فيه، لأنه فرصة في حياة المسلم: ” مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ”، “مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ”، فهو فرصة في حياة المسلم قد لا يعود عليه مرة ثانية.
Jawaban:
Wajib bagi kaum muslimin untuk memohon kepada Allah agar bisa disampaikan (dipertemukan) dengan bulan Ramadhan, diberi kemampuan untuk berpuasa dan mendirikan shalat tarawih, dan juga bisa beramal saleh pada bulan Ramadhan. Dikarenakan bulan tersebut merupakan peluang kebaikan dalam kehidupan seorang muslim.
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang terdahulu.”
(H.R al-Bukhari)
”Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang terdahulu.“
(H.R al-Bukhari)
Maka ini adalah peluang kebaikan dalam kehidupan seorang muslim, bisa saja tidak terulang untuk kedua kalinya.
فالمسلم يفرح بقدوم رمضان ويستبشر به، ويستقبله بالفرح والسرور، ويستغله في طاعة الله ليله قيام، ونهاره صيام وتلاوة للقرآن والذكر فهو مغنم للمسلم.
Maka seorang muslim hendaknya bergembira dan merasa senang dengan datangnya bulan Ramadhan, menyambutnya dengan penuh kegembiraan, menggunakan kesempatan pada bulan tersebut untuk memperbanyak ketaatan. Shalat di malam hari dan pada siang harinya berpuasa, membaca Al-qur’an dan berdzikir, yang mana ini semua merupakan kebaikan yang melimpah bagi setiap muslim.
أما الذين إذا أقبل رمضان يعدون البرامج الفاسدة والملهية والمسلسلات والخزعبلات والمسابقات ليشغلوا المسلمين فهؤلاء جند الشيطان، الشيطان جندهم لهذا،
Adapun orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mempersiapkan berbagai kegiatan-kegiatan yang rusak (negatif), yang melalaikan (seperti musik) , nonton sinetron, acara -acara lawakan atau perlombaan kuis, yang semua ini melalaikan kaum muslimin -dari ibadah-, maka mereka ini adalah bala tentara Syaithan. Syaithan telah menjadikan mereka sebagai bala tentaranya untuk kerusakan ini semua.
فعلى المسلم أن يحذر من هؤلاء ويحذر منهم، رمضان ما هو وقت لهو ولعب ومسلسلات وجوائز ومسابقات وضياع للوقت“.
الشيخ صالح الفوزان حفظه الله.
Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati dari dari orang-orang seperti ini dan memperingatkan umat akan bahaya mereka.
Bulan Ramadhan bukanlah waktu untuk berbuat sia-sia dan bermain-main, bukan pula waktu untuk nonton sinetron, kuis-kuis dan perlombaan serta bukan pula untuk menyia-nyiakan waktu.
🔊رابـط صوتي
Fatwa ini bisa di dengar melalui link di bawah ini:
http://cutt.us/4w6Ss
@QtofQuranih
══════ ❁✿❁ ══════
✍ Alih Bahasa: Al-Ustâdz Tauhiddin Ali Rusdi Sahal
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
12. ADAB SEPUTAR PUASA
1. UNTUK PUASA WAJIB, DIWAJIBKAN BERNIAT SEBELUM MASUK WAKTU SUBUH
“Barangsiapa yang belum berniat puasa di malam hari (sebelum subuh) maka puasanya batal.”
(HR. An Nasa’i, dishahihkan Al Albani)
2. MAKAN SAHUR
“Makan sahur itu berkah, karena itu, janganlah kalian tinggalkan, meskipun hanya dengan minum seteguk air”
(HR. Ahmad, dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
3. MENGAKHIRKAN SAHUR
“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid:
“Berapa jarak antara adzan dan sahur ?”. Dia menjawab : ‘seperti lama membaca 50 ayat’”
(Muttafaq ‘alaihi)
4. MENJAGA LISAN & PERBUATAN
“Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.“
(HR. Bukhari)
5. JANGAN BERDUSTA
“Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, maka tidak ada keinginan Allah pada puasanya.”
(HR. Bukhari)
6. LEBIH DERMAWAN & BANYAK BACA AL-QUR’AN
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling pemurah dalam kebaikan dan beliau akan lebih dermawan (dari hari-hari biasanya) pada bulan Ramadhan, ketika Jibril datang menemuinya dan adalah Jibril selalu datang menemuinya setiap malam dari malam-malam bulan Ramadhan, hingga Ramadhan selesai, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan al-Qur-an kepada Jibril. Dan di saat ia bertemu Jibril beliau lebih pemurah (lembut) dari angin yang berhembus dengan lembut”
(Muttafaq ‘alaihi)
7. MENYEGERAKAN BERBUKA
“Umat manusia akan tetap baik selama mereka menyegerakan berbuka puasa”
(Muttafaq ‘alaihi)
8. BERBUKA DENGAN KURMA / AIR / YANG MUDAH DIDAPAT
“Nabi biasa berbuka dengan ruthab (kurma segar) sebelum mengerjakan shalat.
Jika beliau tidak mendapatkan ruthab, maka beliau berbuka dengan beberapa buah tamr (kurma masak yang sudah lama dipetik) dan jika tidak mendapatkan tamr, maka beliau meminum air.”
(HR. Abi Dawud, At-Tirmidzi, hasan shahih)
9. MEMBACA DOA BERBUKA PUASA
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: ‘Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'”
”
(HR. Abu Daud, Ad-Daruquthni, Al-Bazzar, & Al-Baihaqi. Hasan oleh Al-Albani)
10. BERDOA KETIKA BERBUKA PUASA
“Ada tiga do’a yang tidak tertolak:
(1) do’a pemimpin yang adil,
(2) do’a orang yang berpuasa sampai ia berbuka,
(3) do’a orang yang terzholimi.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
11. MEMBERI MAKAN ORANG YANG BERBUKA PUASA
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, & Ahmad)
12. MENDOAKAN ORANG YANG BERI MAKAN BERBUKA
“Barangsiapa yang memberi kebaikan untukmu, maka balaslah.
Jika engkau tidak dapati sesuatu untuk membalas kebaikannya, maka do’akanlah ia sampai engkau yakin engkau telah membalas kebaikannya.” (HR. Abu Daud & Ibnu Hibban, shahih)
13. Seorang salafus shalih pernah ditanya:
“Mengapa engkau pergi ke masjid sebelum azan dikumandangkan?”
Dia menjawab:
“Azan merupakan peringatan bagi orang-orang yang lalai (Dari shalat), aku berharap tidak menjadi orang-orang yang lalai”.
14. 📖 7 SUNNAH NABI SAW YANG LAYAK DIHIDUPKAN .
Sebagai peringatan untuk diri saya sendiri, juga sebagai buah tangan buat sahabat sekalian – mari kita laksanakan 7 Sunnah Hebat ini.
Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:
🌴Pertama:🌴
➖➖➖➖➖
Tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya. Pastinya doa mudah termakbul dan menjadikan kita semakin dekat dengan Allah.
🌴Kedua:🌴
➖➖➖➖➖
Membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari, alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman. Paling tidak jika sesibuk apapun kita, bacalah walau beberapa ayat..
🌴Ketiga:🌴
➖➖➖➖➖
Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke mesjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.
🌴Keempat:🌴
➖➖➖➖➖➖
Jaga sholat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada sholat dhuha. Yakinlah, manfaat sholat dhuha sangat dasyat dalam mendatangkan rezeki.
🌴Kelima:🌴
➖➖➖➖➖
Jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari. Percayalah, sedekah yang diberikan akan dibalas oleh Allah dengan berlipat ganda.
🌴Keenam:🌴
➖➖➖➖➖
Jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu sholat walau ia sedang tidak sholat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, “ampuni dosanya dan sayangilah dia yaa Allah”.
🌴Ketujuh:🌴
➖➖➖➖➖
Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.
Sebarkanlah ilmu ini, dan anda tidak akan rugi sedikitpun, sebarkan, semoga memberi manfaat pada semua. 👏.
15. 🌴🌴 AMILATUN NASHIBAH 🌴🌴
Artinya “Amal-amal yang hanya melelahkan”.
Ini adalah ayat ke-3 surah Al Ghosyiyah, rangkaian ayat di awal surah ini bercerita tentang neraka dan para penghuninya.
Ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah sebab amalan yang banyak dan beragam tapi penuh cacat; baik motif dan niatnya, maupun kaifiyat yg tidak sesuai dengan sunnah Rasululloh.
AstaghfiruLlahal’adzhim …
Alkisah, Umar bin Khathab menangis saat mendengar ayat ini.
Alkisah juga, suatu hari Atha As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yg telah ditenunnya kepada penjual kain di pasar. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan, “Ya Atha, sesungguhnya kain yg kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.”
Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis.
Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, “Atha sahabatku, aku mengatakan dengan sebenarnya memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya, kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas.”
Tawaran itu dijawabnya, “Wahai
sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya? ketahuilah sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu.
Aku menangis disebabkan karena aku menyangka, bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai ahlinya ternyata ada cacatnya.
Begitulah aku menangis kepada Alloh dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun- tahun ini tidak ada cacatnya, tetapi mungkin di mata Alloh sebagai ahli-Nya ada cacatnya, itulah yg menyebabkan aku menangis.”
Semoga kita menyadari sediri mungkin tentang amal yang kita lakukan, apakah sudah sesuai ataukah tidak.
Hanya dengan ilmulah kita akan mengetahui, dimana letak kekurangan amal kita.
Maka bukan hanya dengan beramal sebanyak-banyaknya, tapi juga beramal dengan sebenar-benarnya. Allahu a’alam Bishowab.
Robbana Taqobbal Minna.
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), Aamiin.
Join channel telegram : @faedahnasihat.
🌺🍃🍂🍃🍂🍃🍂🌺
16. Doa Mustajab di Waktu Sahur
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc / 29 Jun 2014
Sebagian kita mengira bahwa waktu sahur hanyalah waktu untuk menyantap makanan. Padahal waktu tersebut bisa pula kita gunakan untuk memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala, untuk memohon setiap hajat-hajat kita.
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).
Imam Nawawi berkata bahwa bentuk keberkahan makan sahur di antaranya adalah karena waktu itu orang bangun, ada dzikir dan do’a pada waktu mulia tersebut. Saat itu adalah waktu diturunkannya rahmat serta diterimanya doa dan istighfar. (Syarh Shahih Muslim, 9: 182)
Dalam hadits ini kita akan melihat keberkahan waktu sahur tersebut. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758). Imam Nawawi berkata, “Pada waktu itu adalah waktu tersebarnya rahmat, banyak permintaan yang diberi dan dikabulkan, dan juga nikmat semakin sempurna kala itu.” (Idem, 6: 36).
Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Doa dan istighfar di waktu sahur adalah diijabahi (dikabulkan).” (Fathul Bari, 3: 32).
Hal di atas dikuatkan dengan firman Allah Ta’ala,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).
Jadi jangan sibukkan diri di waktu sahur dengan aktivitas makan saja. Ambillah kesempatan untuk shalat malam, yang penting tidak ada dua witir dalam satu malam. Lalu tambahlah dengan panjatkan doa sesuai dengan hajat yang kita minta.
Semoga Allah perkenankan setiap doa kita di bulan Ramadhan.
—
Disusun Pesantren Darush Sholihin
Belum ada komentar untuk Catatan Nasehat Harian